Tanam Harapan di Muara Gembong: Merayakan Hari Mangrove Sedunia Bersama Grundfos dan Kitabisa

Harapan Untuk Pesisir: Aksi Tanam Mangrove Bersama Grundfos
Alissa Putri Cininta
July 26, 2025

Di sebuah wilayah pesisir bernama Muara Gembong, Bekasi Utara, perubahan iklim bukan sekadar istilah di berita. Ia hadir dalam bentuk abrasi, banjir rob, dan garis pantai yang semakin mundur. Tanah yang dulunya jadi tempat anak-anak berlarian kini perlahan menghilang, tenggelam sedikit demi sedikit setiap tahun.

Perjalanan Grunfos di tepi Muara Gembong

Abrasi dan banjir rob sudah menjadi cerita berulang bagi warga. Genangan bisa datang 4 hingga 6 kali dalam setahun, membawa air laut setinggi 30 hingga 60 sentimeter ke rumah-rumah warga. Dalam satu kejadian, air bisa bertahan hingga 4 hari. Menurut data Antara (2024), lebih dari 3.500 kepala keluarga di lima desa pesisir Muara Gembong terdampak langsung oleh kondisi ini.

Padahal, Muara Gembong dulunya dilindungi oleh hutan mangrove yang lebat. Tapi, seperti banyak wilayah pesisir lainnya di Indonesia, mangrove di sana telah banyak ditebang, tergantikan oleh tambak dan pemukiman.

Indonesia, Rumah Bagi Mangrove Terbesar di Dunia

Ilustrasi pohon mangrove saat dewasa

Indonesia adalah negara dengan hutan mangrove terbesar di dunia: sekitar 3,44 juta hektare membentang dari ujung Sumatera hingga Papua. Bahkan, sekitar 40% dari total mangrove Indonesia berada di Papua dan Papua Barat. (Data KLH, 2024)

Mangrove bukan sekadar pohon. Mereka adalah sistem perlindungan alami. Akar-akar mereka mencengkeram tanah, menahan abrasi, menyaring air laut, menyerap karbon, hingga menjadi habitat penting bagi ikan, kepiting, dan berbagai biota laut lain. Mereka juga menjadi penopang ekonomi dan ketahanan pangan masyarakat pesisir.

Namun, angka besar itu tidak menjamin keamanan bagi semua pesisir Indonesia. Masih banyak daerah yang kehilangan fungsi perlindungan alaminya, termasuk Muara Gembong.

Grundfos #WaterGuardian Vol. 2: Menanam Harapan di Tengah Ancaman

Penanaman mangrove bersama tim Kitabisa

Sebagai bagian dari peringatan Hari Mangrove Sedunia yang jatuh pada 26 Juli, Grundfos bersama Kitabisa melaksanakan program #WaterGuardian Volume 2.

Tanggal 23 Juli 2025, sebanyak 16 tim Grundfos turun langsung ke lokasi di pesisir Muara Gembong. Mereka mendapatkan edukasi dan melakukan aktivitas penanaman 100 bibit mangrove di area rawan abrasi, sebagai bentuk komitmen nyata untuk menjaga ekosistem pesisir.

Aksi ini mungkin terlihat sederhana. Tapi dalam waktu lima hingga sepuluh tahun ke depan, 100 bibit mangrove ini bisa tumbuh menjadi 300-500 pohon dewasa. Mereka akan memperluas jangkauan akar, memperkuat garis pantai, dan menciptakan kembali ekosistem pesisir yang sempat hilang.

Hari Mangrove Sedunia bukan sekadar pengingat bahwa mangrove penting, tapi juga bahwa kita bisa melakukan sesuatu. Bahwa aksi sekecil apapun, seperti menanam satu bibit, bisa menjadi bagian dari solusi jangka panjang.

Kitabisa berharap semakin banyak korporasi, komunitas, dan individu yang ikut turun tangan. Karena dengan menanam mangrove, kita sedang menanam harapan untuk Indonesia secara bekelanjutan.

Related Tags
Follow us