Umroh Gratis untuk Penyandang Disabilitas: Menghadirkan Ibadah yang Inklusif, Nyaman, dan Penuh Makna

Kitabisa, Bakti Tugu, & Tugu Insurance Wujudkan Ibadah Suci dengan Kesetaraan & Kepedulian
Alissa Putri Cininta
September 12, 2025

Bagi umat Muslim di seluruh dunia, ibadah Umroh adalah panggilan jiwa yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Panggilan itu bisa hadir tiba-tiba, saat mendengar kumandang adzan, lantunan ayat suci, atau kisah perjalanan para nabi. Seolah ada antrian tak kasat mata, setiap hati yang berniat untuk datang ke rumah-Nya, pada akhirnya akan dipanggil juga.

Namun, bagi penyandang disabilitas, keterbatasan fisik maupun kondisi sosial-ekonomi seringkali menjadi penghalang besar untuk dapat mewujudkan niat mulia ini.

Melihat kenyataan tersebut, Kitabisa bersama Bakti Tugu dan Tugu Insurance berkomitmen menghadirkan Program Umroh Gratis untuk Penyandang Disabilitas. Program ini tidak hanya memberi kesempatan ibadah, tetapi juga menghadirkan semangat kepedulian, persamaan hak, dan kebersamaan.

Pembukaan program sebelum keberangkatan, di kantor Kitabisa ORG bersama dengan Tugu Insurance

Mereka yang “Maju ke Antrian Terdepan” Bersama Tugu Insurance

Program Umroh Gratis untuk Penyandang Disabilitas lahir dari keyakinan bahwa setiap Muslim berhak merasakan kebahagiaan beribadah di Tanah Suci, tanpa terkecuali. Inisiatif ini ingin memastikan bahwa keterbatasan fisik maupun kondisi ekonomi tidak lagi menjadi penghalang.

Dalam program ibadah ke tanah suci perdana bersama Bakti Tugu dan Tugu Insurance, ada tiga sosok penyandang disabilitas yang berangkat bersama seorang pendamping. Mereka adalah orang-orang sederhana yang tetap berkontribusi untuk lingkungannya meski hidup dengan keterbatasan.

  • Muchamad Taufik Nurrochim (53 tahun), seorang guru sekaligus terapis anak cerebral palsy yang tetap mengajar dengan penuh dedikasi meski memiliki disabilitas daksa.
  • Kamsin (52 tahun), guru honorer sekolah dasar sekaligus guru ngaji dengan penghasilan terbatas, namun tak pernah berhenti membimbing anak-anak.
  • Cecep Buhroni Mahpudin (52 tahun), tukang parkir dan pekerja serabutan yang dengan segala keterbatasannya tetap berjuang demi keluarga.
  • Hidayatullah (41 tahun), pendamping sekaligus relawan aktif di lingkungan sosial dan masjid, yang sehari-hari bekerja sebagai ojek online.

Dari kiri ke kanan: Taufik, Kasim, Cecep, dan Hidayatullah (Pendamping), hari ini (12/09) di Bandara Soekarno-Hatta

Perjalanan Spiritual yang Penuh Makna Selama 9 Hari

Perjalanan mereka berlangsung selama sembilan hari, mulai 12 hingga 20 September 2025. Dari Jakarta, rombongan berangkat menuju Madinah untuk melaksanakan shalat dan ziarah di Masjid Nabawi, Raudhah, Masjid Quba, hingga Jabal Uhud. Dari sana, perjalanan dilanjutkan menuju Mekkah untuk melaksanakan rangkaian ibadah Umroh pertama.

Tak hanya itu, mereka juga berkesempatan mengunjungi berbagai lokasi bersejarah yang menjadi bagian dari jejak perjuangan umat Islam: Arafah, Mina, Muzdalifah, Jabal Nur, hingga Gua Hira. Sebelum pulang ke tanah air, rombongan menutup perjalanan dengan Thawaf Wada’ di Masjidil Haram.

Seluruh rangkaian perjalanan dirancang ramah disabilitas. Setiap peserta mendapat pendampingan penuh, akomodasi yang mendukung, serta layanan prioritas agar mereka bisa beribadah dengan nyaman dan khusyuk.

Mungkin kita semua masih berada dalam antrian panjang yang tak terlihat, menunggu waktu terbaik untuk dipanggil ke rumah-Nya. Semoga selalu ada kebaikan yang menghampiri hidup kita, seperti Tugu Insurance menjadi jalan kebaikan bagi para sahabat difabel.

Follow us