Jakarta, 15 Juni 2025 – Setelah melalui proses seleksi ketat dari 174 proposal yang masuk dari berbagai penjuru di Indonesia, mulai dari provinsi di wilayah Barat, Tengah, hingga Timur. BisaBerdaya Fund 2025 resmi memilih 5 NGO lokal penerima hibah yang akan menerima dukungan implementasi proyek sosial mereka hingga akhir tahun 2025. Program ini merupakan inisiatif dari Kitabisa.org untuk mendukung pemberdayaan komunitas rentan, perempuan, penyandang disabilitas, dan pemuda melalui pendanaan, pelatihan, dan penguatan kapasitas organisasi.
Diselenggarakan pada 9-15 Juni 2025 di Graha TMII, Jakarta, kegiatan inkubasi dan seleksi akhir melibatkan 20 NGO finalis. Mereka mendapatkan pelatihan intensif dari para praktisi, akademisi, dan pelaku industri sosial seperti Edi Suharto (Staf Ahli Menteri Sosial RI Bidang Perubahan & Dinamika Sosial), Edy Surbakty (Managing Director Bahasabisnis.id), Mardi Sahendra (Founder Kelas Bang Mardi), dan Meiske D Wahju (Co Founder SabangMerauke), serta sesi mentoring dari tim Kitabisa. Materi pelatihan meliputi Lean Canvas, Logical Framework Analysis, hingga NGO Governance & Risk Management.
Hadir pula Iqbal Hariadi, CEO Proud Project, yang membawakan seputar Organization Branding, serta Irfan Prabowo, CEO Infipop, yang membahas strategi Social Media & Community Engagement untuk Organisasi Sosial.
Melalui proses inkubasi yang ketat dan presentasi akhir yang mendalam, terpilihlah 5 NGO terbaik yang akan menerima hibah:
Ulur Wiji Foundation - Mojokerto, Jawa Timur
Menjadi pemenang lewat program “Women Artisan School” yang memberdayakan perempuan marjinal melalui pelatihan batik alami, menjahit, dan literasi keuangan.
Yayasan Bina Lentera Insan - Manado, Sulawesi Utara
Mendorong pemanfaatan tanaman herbal suku Bajau/Bajo melalui pelatihan, pengembangan kebun, dan pembentukan koperasi “Bajo Sehat”.
Yayasan Kolaborasi Aksi Lingkungan - Wonosobo, Jawa Tengah
Mempromosikan agroforestri kopi ramah lingkungan yang telah melatih 25 petani dan 10 pemuda lokal dalam praktik pertanian berkelanjutan.
Jack Boven - Boven Digoel, Papua Selatan
Menyediakan sarapan gratis untuk anak SD di daerah terpencil, dengan pembiayaan dari kios digital penjual pulsa di Distrik Waropko.
Yayasan Untuk Teman Indonesia – Yogyakarta, DIY
Mendampingi keluarga pasien dan penyandang disabilitas melalui pilar edukasi, pengembangan diri, dan pemberdayaan ekonomi.
Seluruh proyek akan mulai diimplementasikan sejak Juni hingga Desember 2025, dengan proses monitoring, evaluasi dan diukur dampaknya secara berkala oleh tim BisaBerdaya Fund dan Kitabisa.org
Direktur Kitabisa.org, Edo Irfandi, menyampaikan, “Setelah BisaSembuh Fund tahun lalu yang berfokus pada isu kesehatan, tahun ini kami ingin memastikan komunitas rentan juga berdaya secara ekonomi. BisaBerdaya Fund bukan hanya tentang bantuan dana, tapi juga tentang menumbuhkan kapasitas dan kolaborasi.”
Kitabisa.org tetap membuka ruang kolaborasi bagi seluruh peserta yang telah mengikuti tahap inkubasi. Dari 20 NGO peserta, 15 NGO lainnya yang belum masuk Top 5 tetap dapat terhubung dengan Kitabisa.org untuk berbagi praktik baik, memperluas jejaring, dan menjajaki kemungkinan kerja sama di masa depan jika ada keselarasan nilai dan tujuan.
Program ini juga dirancang selaras dengan semangat Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yang mendorong keadilan sosial dan ekonomi. Melalui pendekatan yang terintegrasi BisaBerdaya Fund turut mendukung berbagai target dalam SDGs. Beberapa fokus yang diangkat antara lain peningkatan akses masyarakat rentan terhadap layanan dasar dan inklusi keuangan (SDG1), penguatan kapasitas dan pendidikan non-formal untuk pemuda dan perempuan (SDG 4), penciptaan lapangan kerja yang adil dan berkelanjutan (SDG 8), serta upaya mengurangi kesenjangan sosial-ekonomi antarwilayah dan kelompok (SDG 10).
Di samping itu, proyek-proyek terpilih juga bisa menyinggung isu lingkungan, salah satunya adalah program eco-fashion berbasis komunitas yang mengolah limbah tekstil menjadi produk baru bernilai jual. Program ini tidak hanya mengurangi sampah, tapi juga memberdayakan perempuan lokal, memanfaatkan bahan alami, dan menjaga kearifan lokal. Inisiatif ini jadi contoh nyata kontribusi terhadap SDG 12 & 15. Itu mengapa BisaBerdaya tidak hanya menjadi ruang bertumbuh bagi organisasi akar rumput, tapi juga bagian dari gerakan yang lebih luas untuk mendukung pembangunan Indonesia yang lebih adil dan berkelanjutan.